Indonesia dikenal dengan ragam budaya, dan peribahasa merupakan salah satu dari sekian banyak khasanah budaya bangsa yang menyebar di seluruh penjuru tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Sebagai warga Indonesia/orang dengan kewarganegaraan Indonesia, sudah sepantasnya kita ikut menjaga dan melestarikan budaya bangsa agar tidak musnah begitu saja. Untuk menguji sejauh mana kita menjaganya, tak perlu melihat aktivitas banyak orang dari menara super tinggi atau menyadap smartphone semua orang untuk tahu apakah peribahasa ini masih dijaga, tetapi lihat dulu... seakrab apa sih kita dengan pribahasa? Yuk fokus dan menjadi hakim untuk diri kita sendiri!! apakah beberapa peribahasa dibawah ini akrab di telinga kita atau tidak. 1. Tak ada rotan akarpun jadi Tidak ada yang baik, yang kurang baik pun jadi Daripada tak sama sekali, yang kurang baikpun dapat juga. 2. Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga Pada umumnya, tabiat anak meniru tabiat orang tuanya juga. 3. Asam di darat garam di laut, bertemu dalam belanga Jika memang jodoh, pasti ketemu juga. 4. Sudah banyak makan asam-garam Sudah punya banyak pengalaman hidup. 5. Tak ada asap jika tidak ada api Tak mungkin ada kabar jika tidak ada sumbernya. 6. Setinggi-tingginya Bangau terbang, jatuhnya ke pelimbahan juga Sejauh-jauhnya orang merantau, akhirnya akan pulang kembali ke kampung halamannya. 7. Serapat-rapat menutupi bangkai pasti tercium juga Mesti kejahatan ditutup-tutupi, pasti suatu saat akan diketahui orang juga. 8. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading Budi baik seseorang akan selalu dikenang, meski orangnya sudah tiada. 9. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga Karena kesalahan kecil, rusaklah kebaikan yang selama ini dibuat. 10. Nasi sudah menjadi bubur Sudah terlanjur, tidak dapat diperbaiki lagi, penyesalan yang tiada berguna. Dari sepuluh peribahasa tersebut, berapa banyak yang familiar di telingamu? Apa kamu punya peribahasa favorit yang tak disebutkan disini? Tak ada gading yang tak retak. Sebagai manusia biasa, kita tak bisa luput dari khilaf. Oleh karena itu, jangan lupakan kata 'maaf'. Sampai ketemu lagi, di sudut hari. Tempat dimana hati dilabuhkan, di setiap tulisan. |
Posting Komentar
Posting Komentar