Oleh : Maria ulfah
Seberkas cahaya akhirnya muncul di depan mata.
Penunjuk jalan dan harapan akhirnya datang setelah sekian lama.
Perih, tak perlu ditanyakan lagi.
Sakit, bisa kau lihat dari erangan yang kala itu ada di sini.
Terimakasih atas nada indah yang menggema.
Terimakasih atas semerbak wewangian yang senantiasa melekat padamu.
Terimakasih atas kesempatan yang begitu menenangkan.
Bak nyawa terakhir.
Bak bekal yang hanya satu-satunya.
Segenggam kepercayaan ini adalah alat pemompa energi bagi tubuh yang tegak berdiri.
Dengan wajah baru sembari membuka lebar dua mata,
kufungsikan segala indera untuk mendeteksi semua desas-desus tentang kita.
Ku, aku yang baru.
Kuberi warna walau setitik.
Kusiram bunga walau sedetik.
Mantap
BalasHapus