disuduthari header

Dipanggil Bucin (Budak Cinta)? Senang, Kesal, atau B (biasa) aja?

Posting Komentar

CINTA

Cinta itu adalah permainan antara dua pihak.
Cinta adalah dialog antara dua 'aku'.
Karena itu jangan pernah memaksakan siapa yang Anda cintai untuk menjadi seperti Anda karena kalau menjadikannya seperti Anda dialognya tidak terjadi.

Cinta menciptakan cemburu untuk melanggengkan wujudnya.
Cemburu perlu asal pada tempatnya.
Nabi Muhammad pun cemburu.
Bahkan kata Rabi'ah Al-Adawiyyah Tuhanpun cemburu.

Ibnu Sina, Filosof terkenal "Avicenna".
Dia katakan cinta itu penyakit.
Cinta itu buruk.
Dia memperbudak pencinta.

Jadi salah satu tanda orang mencintai sesuatu dia mengikuti apa yang dikehendaki kekasihnya.
- Prof. Quraish Syihab

Hai Teman-teman... kembali lagi bersama saya, Maria Ulfah, tentunya di ruang maya bernama "Di Sudut Hari".

Gimana? Petikan di atas udah dibaca semua kan?

Hoalaaah... kali ini kita akan membicarakan sebuah kata yang cukup booming di kaula muda. Yaps! "Bucin (Budak Cinta)"

"Duhhh.... aku tu kenapa yaa pagi, siang, sore, malam yang keinget cuman dia seorang?"

"Huuuu... dasar Bucin!!"

Teman-teman pernah ngalamin hal di atas? atau mirip-mirip kaya gitu? Hmmm... sudah biasa yaa kata ini malang melintang di obrolan keseharian kita. Lalu, respon tiap orangpun gak semuanya sama. Ada yang merasa senang, kesal, bahkan biasa aja. Mau tahu apa yang sebenarnya mereka rasakan? Yuk intip yang di bawah! 

SENANG

Orang-orang yang senang saat dipanggil dengan panggilan 'Bucin' biasanya mereka memang merasa mereka itu Bucin wkwk. Selain itu, bagi mereka hal tersebut yaa sebatas hiburan semata. Bahkan, jadi lelucon yang menyuguhkan sensasi humor luar biasa.

Sebetulnya rasa senang di sini, lebih pada kegembiraan pada saat itu aja sih. Seperti kata-kata lainnya yang menjadikan suatu obrolan semakin greget.

Orang-orang yang senang ini pun bisa dikatakan menikmati kata ini. Mereka pro terhadap panggilan "Bucin". Ektremnya, mereka menunggu-nunggu orang memanggil mereka dengan panggilan ini. Tentu bukan tanpa alasan, hal tersebut bisa mnghadirkan gelak tawa yang menghidupkan suasana.

Salting (salah tingkah), malu-malu kucing, pipi memerah, dan semacamnya sangat sering mewarnai respon mereka saat dipanggil "Bucin".

KESAL

Umumnya, mereka yang kesal adalah mereka yang memang bukan 'alayers'. Yap, mereka pun biasanya sangat menjaga citra diri dan tak ingin terjerembap dalam label ini.

Ekstremnya, bagi mereka panggilan ini bak hinaan terselubung. Apalagi, jika mereka memang bukan orang yang bergelut dengan cinta yang terlalu menggebu dan diumbar ke mana-mana. Mereka berpikir, cinta semacam itu adalah kekanak-kanakan dan panggilan semacam itu sama kekanak-kanakannya.

Pemikir/Thinker. Dominasi logika yang mempengaruhi respon mendorong mereka untuk menolak secara terang-terangan kata ini. 

Kontra. Memang saat ada yang memanggilannya "Bucin", di situlah terjadi kontradiksi yang merembet pada nilai yang mereka pegang.

Nah, kalau kamu tahu seseorang dengan tipikal seperti itu, jangan coba-coba panggil mereka "Bucin" yaaa. Kalau tetap dilakukan, siapkah kamu melihat kekesalan diwajahnya dan kamu menjadi tersangkanya? 

BIASA AJA

Mereka yang biasa aja merespon panggilan ini biasanya merupakan orang yang cuek. Mereka tak terlalu memedulikan hal semacam itu. Bagi mereka tak ada yang spesial dari kata ini.

Ekstremnya, ketika ada yang memanggilanya dengan sebutan 'Bucin', hal itu hanya sebatas masuk dari telinga kiri lalu dengan cepat keluar dari telinga kanan. Tak ada respon khusus. Tak ada sedikitpun ketertarikan. 

So, jika kamu tahu orang di sekitar kamu tipikal yang seperti ini, buang jauh-jauh deh kata ini! Masukan ke peti, gembok, rantai dan benamkan sedalam mungkin ke tanah yang tak berpenghuni!! Cari kata-kata lain yang sekiranya bisa mendekatkan kalian hehe

Baiklah, itulah pembahasan kita mengenai tipikal orang dalam menanggapi panggilan "Bucin".

Kamu, yang mana niiii?
Cinta itu penyakit. Cinta itu buruk. Dia memperbudak pencinta.
- Ibnu Sina, Filosof terkenal 'Avicenna'

See you...


ultraulfa
kadang nyastra, kadang nyarita~

Related Posts

Posting Komentar