Jika boleh, ingin kuusir saja dirimu. Jika bisa, ingin kuhempas jauh ragamu.
Dua tahun, nyatanya belum cukup untuk mengakrabkan kita. Telinga ini masih enggan mendengar namamu. Tangan ini masih malas menyentuh tubuhmu. Mata ini, pikiran ini, hati ini seringkali terpaksa menerima keberadaanmu. Entah mengapa.
Entah mengapa, bercengkerama denganmu membuatku lelah. Aku sering meringis, mengeluh, menolakmu habis-habisan, tapi tak bisa kutunjukkan. Realita menamparku dan berkata bahwa "kalian harus tetap berhubungan!" "Ah... harus kutelan pil pahit ini beberapa waktu lagi."
Kamu tak salah. Meski di tubuhmu diselimuti berbagai permasalahan, hadirmu ada baiknya. Ada yang salah denganku, aku yang belum bisa beradaptasi denganmu. Yaa... meski di hadapan dunia yang terlihat hanyalah kebersamaan, bahkan kemesraan kita.
Dua tahun bukan waktu yang sebentar dan di saat yang sama, ini pun bukan waktu cukup lama. Kau tahu? Kamu belum kuterima sepenuhnya di hidupku. Namun, banyak warna yang kau goreskan, meski hanya kelabu yang terlihat di permukaan.
Di bilik kesadaran, aku menangis. Aku sungguh miris. Bisa-bisanya sosok sebaik dirimu kuperlakukan dengan sadis. Hanya karena tak suka pembawaanmu, aku mendiamkanmu. Tak logis.
Setelah berbulan-bulan kita tak bertemu, beberapa hari ini mereka menyuruhku untuk bekerjasama denganmu. Merajut suatu pesan yang akan kau emban. Lagi-lagi, kututupi perasanku rapat-rapat. Diantara kita, biarkan hubungan baik yang terlihat.
Di detik ini, aku lega dan bahagia telah merapungkan project yang kita lakukan. Dengan begitu, kita akan berpisah (walau sebentar). Sungguh, dari lubuk hatiku, suatu saat nanti, aku berharap lega dan bahagiaku ini karena telah beriringan denganmu. Bukan berpisah denganmu.
Aku takkan berjanji akan benar-benar suka padamu. Yang pasti, aku mau berusaha lebih melihat sisi baikmu, dengan begitu semoga saja tak ada rasa benci atau penolakan yang berlebihan lagi. Setidaknya kita bisa menjadi teman. "Tak apa kan?"
"Terimakasih yaaa. Aku mau istirahat dulu. Daaah." - Tugas Makalahku -
Jadi ini tugas makalah?
BalasHapusCkckckc
Mantap
Iyaaa hehe
HapusAaamiin~ makasih Kak
bagusnya, pemakaian diksinya juga cakep banget nih!
BalasHapusHehe aamiin... makasih Kak~
Hapusmakalah.. oh makalah. kukira apakah... :)
BalasHapusIya memang dia, maafkan hehe
HapusPadahal dari awal saya baca udah serius. Ternyata yang dimaksud ini adalah tugas makalah ya? Hahaha. Bagus, Kak. Kata-katanya mengalir, nggak kerasa sampai akhirnya ada plot twist :'D
BalasHapusWaaa begitukah? Aamiin. Hehe makasih dan maaf
Hapuspemakaian diksi nya udah keren nih mbak, semangat terus yaa! :)
BalasHapusAamiin. Terimakasih...
HapusSiap. SEMANGAT!! Kakak juga yaa~
Kok aku ketyfu
BalasHapusWaduh, tak ada niatan nipu padahal ehehe
HapusHyaaaa.. Semangaattt
BalasHapusHayoooo... Siaaap
HapusMaasyaAllah luar biasa kak kata2 nya..... Hem, sungguh tak bisa ditebak hehehe.....
BalasHapusAlhamdulilaah... aamiin
HapusHihi makasih~
kaget baca diakhir tugas makalah... tak terduga tapi pemakaian diksinya bagus
BalasHapusIya pas baca ulang kaget juga><
HapusMakasih...
Keren ih... Aku sambil baca tu sambil menebak-nebak ininapa dan siapa 😁😁😁😁 Mantul kak
BalasHapusAsiik ada yang nebak-nebak^^
HapusAamiin, makasih~
Di awal aku baper, taunya makalah... Hihi
BalasHapusKerennn
Wah wah ketemu yang suka baper juga hihi... Aamin
Hapus