Saat kuberkata:
"Duhai Mata... Mengapa kau tak bisa diajak kompromi?
Menagih hakmu, di kala aku butuh Kamu."
"Kinerja melemah. Tak berarah.
Fokus buyar, sukar menghadirkan nalar."
Di tengah sadar dan tak sadar ini, suara gawai di ujung sana membuatku terperanjat merubah posisi. Nama dengan prioritas tinggi, suara yang meluluhlantahkan malam sunyi.
Untungnya, Senyum masih berlagak profesional, walau segala yang ada sudah tak berjalan optimal. Ya dia tahu, mana mungkin kulewatkan kesempatan seribu berbanding satu.
Bahagia menyusup di relung kalbu, semua lancar sebagaimana inginku. Namun, boom!! Sungguh, siapa yang bisa menebak apa yang kan terjadi persekian detik juga?
Lebih dari mimpi buruk, Situasi tak lelahnya mengganggu lagi. Aku sedikit kesal, tapi yaaa... bagaimana lagi? Tak ada opsi selain menjelaskan dengan baik sembari mencari alternatif. Kemudian satu-satunya sikap inti? menerimanya tanpa 'tapi'.
"Sudah, tidur, tidur."
(Kata-kata terakhir di malam kocar-kacir)
"Mata, Kamu puas?!
Baiklah, mari kuantarkan dirimu ke tempat yang kau mau. Esok, bantu aku tuk melihat semuanya tanpa tabu."
Bagus banget sih kak puisinyaa 😍😍😍 duh aku terhipnotis :( selalu iri sama yg bisa bikin puisi yg bagus uwaaaa
BalasHapusWah wah btw ini tulisan campur-campur mungkin beberapa part mirip-mirip puisi, but part lain masih penggambaran kondisi hihi
HapusAamiin... makasih ya Kak~
Cantik banget kata-katanya >.<
BalasHapusMungkin dia ngelanggengin wudhu atau perawatan eheheheh... (becanda, becanda)^^
HapusKeren puisinya kak
BalasHapusAamiin... Makasih~
Hapus(btw masih ragu ini puisi) >_<
cuman dari ngantuk aja, bisa bikin puisi yang bagus ... :)
BalasHapusHehe alhamdulillah ada baiknya ngantuk kala itu... ^^ aamiin
HapusMakasih banyak♡