disuduthari header

Titik Awal dari Perjalanan Panjang

6 komentar

Tak terasa lima hari sudah kita melangkah bersama, bertemu, dan bercengkerama lewat kata demi kata walau di sesi khusus ada yang menyajikan barisan suara di telinga. Ucapkan hamdallah untuk ini semua...

Memulai sesuatu yang baru, membiasakan sesuatu yang belum biasa, bukanlah perkara mudah. Tak jarang, sebelum seberkas tulisan terbit, ada peperangan tehadap berbagai rasa di dalam diri. Bahkan, mengharuskan kita untuk membunuh beberapa atau setidaknya melemahkan sebagian dari mereka terlebih dahulu.

Nama yang asing, wajah yang tak terlalu up sebagaimana di dunia nyata, tentu membutuhkan sedikit pendekatan ekstra. Mengenal satu demi satu karakter dan kepribadiaannya dari gaya bahasa dalam tulisan, dari komentar demi komentar yang berseliweran, dari akun media sosial yang tertera dan tersaji di daftar yang dibagikan, dan karena ada di antara kita yang masih menjadi sosok misterius karena jarang menampakkan diri di lima hari ini, kadang membuat kita bertanya-tanya. Tak apa, semuanya perkara waktu saja. Adapun tak semuanya bisa kita kenal, tak apa, karena ini hanya perihal rasa nyaman yang nyaman berlabuh di mana.

Mengawali tulisan hari inipun, aku cukup kewalahan bagaimana mengeksekusinya. Namun inspirasi menemuiku dan berkata bahwa "Lihatlah! Sekarang kamu telah memiliki teman baru!" "ah iya, senang rasanya..." ucapku dalam hati.

Dan teman, percayakah engkau bahwa malam tadi aku dihinggapi fenomena yang sangat tidak biasa bagi sanubari? Bagaimana tidak? Rasanya batin ini menjerit, menangis, dan memantapkan diri mendeklarasikan bahwa ia telah dibawa pulang dari perjalanan tak bertuan yang terjadi padanya selama ini. Ya, di saat yang sama, senyum yang tak menyangka ia kan diundang, akhirnya bersanding dengan rasa haru yang baru datang. 

"Alhamdulillah" ucapku berkali-kali saat sesuatu yang kukira mustahil perlahan hadir. 

Kau tahu kita sedang membicarakan apa? Kita saat ini tengah membicarakan perjalanan di empat hari ke belakang. Saat kita sama-sama saling mengunjungi, saling mengapresiasi, dan saling memberi masukan tentang bagaimana bentuk tulisan dan pesan yang disampaikan. "Sungguh, perasaanku melemah karena ini..."

Teman, sudahkah dirimu membaca tulisanku setelah kolom komentar? Disana kutulis sebuah pernyataan bahwa "Terimakasih sudah hadir disini. Ingin terus diingat? Tentu tinggalkan jejak". Karena pernyataan ini pula, dengan sangat bangga kuperkenalkan teman baruku yang dengan baik hati menengokku di sudut hari. Dan tentu, list nama mereka adalah penutup pertemuan kita pada kesempatan kali ini. 

Inilah teman baruku yang berkesempatan menengokku lebih awal. Kupanggil dengan bangga (Kak):

1. Butiran Atom
2. Sajakse
3. Viandryjurnal
4. Devi Asmindra Milasanty
5. Suden Basayev
6. Nurafrinaapr
7. Indah Ladya 
8. Bilu
9. Cerita Bunda
10 Martin Setiawan
11. Lintang
12. Aelvin
13. Be numero uno
14. Lylamanzila 
15. Eunikeu Asti Pravitasari
16. Tpjminds
17. Yonal Regen
18. Faris Regi
19. Rafania Azkadina
20. Lilik
21. Trimo Wati
22. Armylia
23. Najib Fachruddin Thoha
24. Nisfi Nuur Lailatin
25. Lusi Dan

Bagiku, tak ada kesenangan yang lebih senang dari membuat senang orang yang telah membuatku senang~

 

ultraulfa
kadang nyastra, kadang nyarita~

Related Posts

6 komentar


  1. Wah, kayak ada yang menyebut-nyebut namaku nih.😁 Semangat kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah akhirnya orang yang dipanggil, datang juga. Baik sangaaaat

      Siap semangat, hihi

      Hapus
  2. Butiran atom apanya butiran debu. Terima kasih telah berkawan denganku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh orangnya di atas lo Kak hihi. Terimakasih kembali sudah sering mampir ke sini. Uuuu jadi makin semangat ni.

      Hapus
  3. terima kasih mau nerima anak pungut dari ODOP BACHT 8 INI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entah kenapa sedih aja pas denger 'anak pungut', padahal di sini dianak emaskan lo.

      Terimakasih kembali sudah memenuhi panggilan ini~

      Hapus

Posting Komentar