“Apabila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang berseri-seri disertai akhlak yang baik.”
- Nabi Muhammad SAW
“Jangan bersedih hati karena tidak menduduki jabatan yang tinggi, lebih baik memikirkan cara memegang peranan yang cocok dengan kepribadianmu.”
- Kong Fu Tse
Kedua petikan dari sosok hebat penuh inspiratif yang terpampang di cover buku ini, bak bermuatan magnet. Ia memberi penggambaran epic tentang apa yang ada di dalamnya. Menyajikan sudut pandang baru dan berhasil menyentil bilik laku. Adakah yang merasakan hal yang sama?
Sobat Pembelajar, apa kabar? Serasa sudah lama kita tak benar-benar bertegur sapa. Jujur saja, akhir-akhir ini, aku mulai tergerus arus aktifitas minim arti. Bukan benar-benar begitu, aku hanya sedang terseok-seok karena satu dan lain hal. Nah, karena itu pula, aku kangen sama buku ini dan kembali menemuinya setelah sekian lama. Apa yang terjadi seakan menjadi kode untuk kembali berbenah lagi dan salah satu washilahnya yaa dengan buku favoritku ini.
Sesungguhnya, aku cukup nervous jika harus mengulas ia. Ada sedikit ketakutan ulasanku ini kurang mewakili paras indahnya yang sejauh ini belum ada duanya. Namun, kuberanikan diri tuk mengenalkannya sekarang. Siapa tahu, kita bisa menyukainya dan mencintainya bareng-bareng. Iya, dialah buku berjudul “the Great Personality Mengungkap Kepribadian Kharismatik.”
Ia membuatku tertarik karena aku pribadi cukup punya PR dalam seni bersosial dan bagaimana membawa diri. Aku sering berdecak kagum dengan orang-orang hebat yang begitu lihai berkomunikasi dan membuat lawan bicaranya nyaman. Mereka mengenyampingkan egonya sendiri hingga banyak meluluhkan hati. So, saat kali pertama aku bertemu dengannya di perpustakaan kampus, layaknya jatuh cinta sejak pandangan pertama, yang kukatakan hanyalah “aaaaaaa kamu yang kucari! Tak kusangka kita bertemu di sini!” Lalu, tentu saja kupilih ia dengan pasti dari sekian banyak buku lain yang ada di sana.
Buku ini sangat cocok untuk orang-orang yang mempunyai minat pada pengembangan diri. Mendekatlah! (sini aku bisikan), bagiku “dia paket komplit.” Berhias quotes-quotes, kisah-kisah, tips yang didesain untuk segera dipraktikkan, dan disisipi beberapa tes kepribadian yang tentunya dikemas dengan sistematis yang kental dengan psikologi dan religi. Untuk seorang muslim/muslimah, ada banyak part yang menyentuh batin kita untuk segera meng-upgrade diri.
Baiklah, baiklah, maafkan karena terus menyanjung ia. Lebih baik, sobat semua mengenalnya secara langsung lewat yang di bawah! (Jangan lupa bismillah dulu, hehe)
Review Buku the Great Personality
Identitas Buku
Judul Buku: the Great Personality Mengungkap Kepribadian Kharismatik Diterjemahkan dari Asy-Syahshiyyah as-Sahirah: Asrar al-Jadzibiyyah, Kairo: Dar al Ajyal li an- Nasyr wa at-Tauzi, 2006
Penulis: Karim Asy-Syadzily
Penerjemah: Mukti Ali el-Qum
ISBN: 978-602-96185-3-2
Punyunting: Ronald Gunawan
Pracetak: Ibi Syatibi
Desain Sampul: Makna Kreatif
Penerbit: Pustaka Isfahan
Tahun Terbit: 2010
Jumlah Halaman: 210
Ada cerita unik dari penerjemah buku ini. Saudara Mukti Ali el Qum berjumpa dengan Karim Asy-Syadziliy, ketika masih menempuh pendidikan di Mesir. Ia tidak saja terlibat dalam silaturahmi kebudayaan, tetapi juga terlibat dalam diskusi akademik dengan penulis buku ini.
Yang tak kalah membuatku penasaran adalah pemeran utamanya. Ya! sosok Karim Asy-Syadzily. Nah, kita bisa sedikit mengintip kepribadiannya dari bagaiamana ia menuliskan ucapan terima kasih dan penghargaan.
Terima kasihku atas segala jerih payahmu. Lihatlah kini hasil jerih payahmu itu, maka engkau akan tahu seberapa besar rasa terima kasihku padamu. Untuk Guru Besarku: Dr. Ali Hammadi, salah seorang teladan dengan kepribadian kharismatik. Aku persembahkan sesuatu yang telah kau tanam dalam diriku melalui jari-jemarimu. Semoga Allah SWT menerimanya sebagai amal baikku dan memberi padamu pahala kebaikan atas jerih payah dan jasamu untukku. – Karim asy-Syadzily
Isi Buku
Sebetulnya, apa yang ada di dalam buku ini berupa poin-poin seni berinteraksi yang boleh saja langsung dipraktikkan. Namun, dengan menawarkan istilah nyentrik berupa “kepribadian kharismatik,” maka menyelami lembar pendahuluan menambah getar makna dalam mempraktikkan. Kalau gitu, simak dulu yuk pertanyaan dan pernyataan ini!
- Siapakah orang yang berkepribadian kharismatik itu?
Orang yang memiliki kepribadian kharismatik adalah orang yang inspiratif. Setiap perkataan dan tindakannya menyentuh hati, serta mendorong orang lain untuk menghormati dan memuliakannya.
Dia betul-betul mengerti cara berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki berbagai tuntutan dan kebutuhan, sehingga dengan pengertiannya itu, dia mampu membentangkan kemurahan hatinya, kemuliaan sifatnya, dan ketulusan sikapnya. Karena itulah dia sanggung menelusuri relung-relung jiwa dan lorong-lorong hati kita, dengan tutur katanya yang memukau maupun perasaan dan sikapnya yang menyejukkan. Orang-orang di sekitarnya tak pernah bosan bergaul dengannya, bahkan sebaliknya, mereka selalu ingin duduk bersamanya dan rindu untuk selalu bertemu dengannya.
- DUA CATATAN PENTING
Hehe, sengaja ditulis huruf capital semua. Selain dari bukunya memang begitu, kurasa ini memang penting banget dimasukin ke memori jangka panjang kita. Yaps, coba deh sebutkan 2 hal ini saat Si Ngantuk sedang membayang-bayangi!
Pertama, setiap orang yang terlahir ke dunia ini tidak secara otomatis mendapatkan rasa cinta atau rasa benci dari orang lain. Untuk menjadi orang yang dicintai, kitalah yang harus berusaha mendorong orang lain agar mencintai dan mendekati kita. Begitu juga, kitalah yang menyebabkan orang lain membenci dan menjauhi kita.
Kedua, kesalahan yang banyak dilakukan orang dan menjadi penyebab utama kegagalan membangun hubungan baik dengan orang lain adalah keinginan setiap orang agar orang lain berperilaku dan bersikap seperti yang diinginkannya.
- Ada tawaran menarik setelah membaca buku ini lho. Kita akan mendapatkan pengetahuan tentang:
- Lebih dari 30 langkah yang dapat membantu kita meraih kepribadian yang lebih menarik
- Pengalaman-pengalan nyata dari orang-orang yang telah sukses menarik hati orang orang di sekitarnya.
- Daftar sifat-sifat negatif yang harus diubah, serta langkah-langkah yang dapat membantu kita dalam mengubahnya.
- Kosa kata baru dalam rangka membangun komunikasi dengan orang lain, seperti bahasa tubuh, cara mengemukakan kritik yang konstruktif, pentingnya menghargai orang lain, dsb.
- Mengapa harus kepribadian kharismatik?
1. Agar kita tidak dalam kubangan kerasingan.
2. Karena kepribadian kharismatik adalah kunci kesuksesan.
3. Karena kita adalah pengemban risalah, maka kita harus tampil beda.
- Ini dia keuntungan istimewa memiliki kepribadian kharismatik!
1. Hubungan kita dengan orang lain di sekitar kita menguat.
2. Pengaruh kita terhadap orang lain semakin besar.
Sampai sini, udah mulai tergambar yaa betapa pentingnya memiliki kepribadian khrismatik. Sebentar lagi aku mau nyebutin 38 rahasia ini. Hehe, kita memulai pembahasan ini dengan dua petikan berikut.
Ingatlah, bahwa komunikasi dan membangun hubungan dengan orang lain itu adalah sarana bukan tujuan. (hlm 15)
Segera perbaiki hubungan Anda dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan Anda dengan manusia. (hlm 16)
Tahu nggak sih? Dalam bukunya, setelah pernyataan barusan, ada tes kepribadian lho. Apakah kita sudah di tingkat kepribadian kharismatik tersebut, apa belum. Mau tahu hasilnya? Hehe, terlalu panjang jika harus kutuliskan di sini. Tapi tenang! sebagai gantinya, aku bocorin 38 tips yang ada di sana. (Jangan kenceng-kenceng yaa, hehe)
- 38 Rahasia Kepribadian Krismatik
1. Jadilah diri Anda sendiri
Okay, karena tak mungkin semua poin ini aku ulas. Maka, untuk menggambarkan cara penyampaian dan bagaimana isi setiap poinnya, kupilih satu dari 38 poin untuk kuceritakan di sini yaa. Tak apa kan? Thank you.
Meniru secara membabi buta atau meleburkan diri dalam kepribadian orang lain berarti memusnahkan potensi, membinasakan kehendak, dan mengingkari keistimewaan serta keunikan yang menjadi ciri khas setiap ciptaan. – A’idh al-Qarni
Dibuka dengan sebuah quotes di bawah tulisan “Jadilah Diri Anda Sendiri.” Lalu Karim As-Syadzily menyebutkan bahwa sesuatu yang paling berharga pada diri kita, adalah diri kita sendiri. Mengapa setiap orang berbeda? Allah SWT telah menjadikan manusia berbeda baik karakter maupun kecenderungannya disesuaikan dengan tujuan diciptakannya.
Contoh, Sahabat Abu Bakar yang lemah lembut, Sahabat Umar yang tegas, Sahabat Ali yang arif bijaksana, dan Sahabat Utsman yang tenang dan pemalu, dengan karakternya masing-masing mengemban tugas tertentu yang diberikan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam surat Hud: 118:
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia uamt yang satu, tetapi mereka senantiasa berbeda, (dalam karakter, keinginan watak, kecenderungan, dsb."
Untuk apa perbedaan itu ada? Tentu saja agar manusia saling mengenal, hidup berdampingan saling melengkapi dan tolong menolong.
Ada beberapa petikan yang tersaji lagi niii.
Penelitian saya menunjukkan bahwa banyak orang yang meninggalkan jati dirinya yang hakiki. Dan saya akan segera menghapus nama-nama merekadari daftar saya. – Dale Carnegie
Demi Allah dia seorang yang tekun dan gesit., percaya diri, dan selalu siap dengan kemungkinan baik maupun buruk dalam setiap perkara. – Sayyidah Aisyah ra saat ditanya tentang Umar bin Khattab.
Subhaanallah, Karim as-Syadzily melanjutkan penjelasannya bahwa dia (Umar bin Khattab) adalah seorang yang unik dan tidak ada duanya, persis seperti baju yang dijahit sangat rapi dan teliti sampai sulit ditiru. Hal ini tidak terlepas dari kebesaran dan keagungan sang pembimbing yang mampu mencetak kepribadian luar biasa.
Salah satu ciri keangungan dan kebesaran seorang pemimpin adalah selau bergaul dengan orang-orang besar dan agung serta cerdik pandai seperti dirinya. (hlm. 24)
Hal inilah yang tampak dari Nabi Muhammad SAW. Beliau mendukung Sahabat Abu Bakar, Sahabat Umar, Sahabat Ali, dan Sahabat Utsman dengan tidak menganggap karakter yang satu dengan lainnya lebih baik. Sebaliknya, semuanya sama-sama baik karena sesuai tujuan diciptakannya.
Sobat, saat menyimak kata demi kata dalam buku ini, kita seakan diceritakan dan dinasihati di setiap jengkalnya.
Meniru kepribadian orang lain dapat memberangus kepribadian kita dan mengaburkan identitas kita. Maka dari itu, jangan sampai Anda hidup dalam baju orang lain, meskipun Anda sangat mengangumi baju tersebut. Sebaliknya, jadilah bintang cemerlang di tengah masyarakat, bintang yang dikebal oleh mereka yang jauh maupun yang dekat karena keunikan dan keistimewaannya. (hlm. 26)
Menutup pembahasan di poin ini, disajikan pula sebuah pencerahan:
Sesungguhnya penampilan-penampilan yang palsu tidak akan menutupi keburukan yang tersimpan. Banyak terjadi di antara kita; Para penjual bawang merah menybeut bawang mereka denga delima, sementara para pedagang jagung menyebut jagung mereka denan kacang almond! Padahal tidak mungkin seseorang tertipu oleh hal semacam itu. – Syaikh Muhammad al-Ghazali
Yang kupahami dari penjelasan tentang menjadi diri sendiri ini adalah kita harus yakin bahwa kita semua tercipta dengan keunikan dan keistimewaan tersendiri. Karakter dan kepribadian yang kita miliki sudah disesuaikan dengan tujuan kita diciptakan. So, tugas kita adalah lebih mengenali diri sendiri dan mengembangkan potensi yang kita punya.
2. Bangun kepercayaan diri Anda
3. Pilihlah: menjadi lebah atau lalat
4. Hargai pendapat orang lain
5. Ucapkan salam
6. Hindari sikap sombong
7. Jadilah pendengar yang baik
8. Jagalah kerapian penampilan
9. Hindari menggunjing (ghibah)
10. Sebarkan kemudahan dan kegembiraa
11. Hiasi diri dengan akhlak mulia
12. Hiasi wajah dengan senyum
13. Posisikan orang lain secara proporsional
14. Belajarlah menasehati
15. Bangun sikap lapang dada
16. Hargai setiap orang
17. Pahami keinginan orang lain
18. Tebarkan rasa cinta
19. Jangan lupa berterima kasih
20. Jangan membakar jembatan
21. Kembalilah ke jalan yang benar
22. Jauhi sikap suka intervensi
23. Ciptakan ciri khas Anda
24. Buatlah orang lain merasa berhasil
25. Jangan mudah melupakan nama
26. Hafalkan beberapa kata bijak
27. Sisakan celah yang dapat diisi orang lain
28. Bukalah pintu hati Anda
29. Jadilah orang yang bijak
30. Jadilah sang pemaaf
31. Berilah sentuhan kemanusiaan
32. Pelajarilah bahasa tubuh
33. Bermusyawarahlah
34. Berkeluh –kesah hanya kepada Tuhan
35. Belajarlah berkata “tidak”
36. Berikan hadiah
37. Perhatikan etika berbicara di telepon
38. Jaga sopan santun bertamu
Plus Minus Buku the Great Personality
Masih ingat dengan ceritaku di awal? Ya, saat pertama bertemu dengannya di perpustakaan kampus, aku berkata “… tak kusangka kita bertemu di sini!” Pernyataan ini tak terlepas dari image buku di perpustakaan yang didominasi materi akademik dan penampilannya yang menyerupai buku-buku akademik. Hehe, kalau melihat buku-buku yang berlalu-lalang di medsos, cover buku ini jelas tertinggal dan kurang menarik jika kita melihatnya sepintas. Tulisan yang ada di dalamnya pun terlalu rapat dan cukup kecil untuk ukuran buku pengembangan diri yang kubaca sebelum-sebelumnya.
But, dari segi isi, uwwuuu subhaanallah, aku begitu terpana dengan pemarannya yang begitu lengkap. Seakan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dibenak pembaca. Gaya bahasanya yang cukup formal berhasil dikemas dengan begitu mengalir dan interaktif. Disajikan dengan pemaparan yang tidak biasa, hingga hampir selalu ada kejutan di setiap poinnya. Serta tentu saja bisa langsung dipraktikkan oleh siapa saja yang ingin meng-upgrade dirinya lebih baik.
Bagiku, buku ini seperti rumah. Saat diri mulai kehilangan kestabilan, bertemu dan menyelam di dalamnya hadirkan cahaya di tengah gulita.
Hidup ini terlalu pendek untuk mengingat semua kesalahan yang pernah diperbuat orang terhadap kita atau meneguhkan sikap permusuhan di antara sesama manusia. – Bertrand Russel
Seandainya orang-orang berdiskusi selama sepuluh tahun tentang arti kemuliaan dan cara meraihnya, serta menyusun hasilnya dalam seratus buku, kemudian setelah itu bertemu dan bergaul dengan sesorang yang betul-betul mulia, maka mereka akan tahu bahwa orang tersebut lebih berharga dan lebih bermanfaat bagi manusia dari pada diskusi mereka selama sepuluh tahun, dan lebih cemerlang daripada seratus maupun seribu buku. – Ar-Rafi’i
Baiklah, itu dia review buku the Great Personality karya Karim asy-Syadzilliy yang diterjemahkan Mukti Ali el Qum. Terima kasih sudah bersedia bertemu denganku pada kesempatan kali ini. Jaga kesehatan, jaga senyum, dan jangan pernah berhenti melangkah!
See you~
Masyaallah, banyak hikmah meski cuma baca review-nya. Barakallah, Mbak.
BalasHapusAlhamdulillah ♡ Aamiin, aamiin yaa Allah
HapusTerima kasih, Kak ^^
Selalu tertarik dengan buku-buku manajemen diri, sepertinya menarik sekali great personality 38 ini
BalasHapusSubhaanallaah, iyaa..
HapusHeuheu, judulnya the Great Personality, tapi di link malah great personality 38
Iya Kang, begitu, apalagi kalau baca langsung
penasaran sama sikap intervensi kak ulfah,,
BalasHapusjadi pengen baca,,
Seneng deh, ada temen baca ♡
Hapusmasya allah, baca review nya jadi pengen baca juga bukunya 😍 ini apa masih dipasarkan ya mbak ?
BalasHapusAlhamdulillah ♡ Nah, ini ulfah kurang tahu Kak..
HapusHehe maaf yaa
sgukaaaaaaaa....mantabz isinya ini, sy butuh buku motivasi seperti ini
BalasHapusAlhamdulillah... memang berawal dari kebutuhan ^^ Yuk mulai cari~
HapusWah keren bukunya, ini masuk genre self improvement yah ?
BalasHapusAlhamdulillaah... Yaps, Kakak :>
HapusAku pengen punya buku ini
BalasHapusMari pinang, hehe. Semoga ketemu sama buku ini ^^
HapusTeh Ulfah dengan nada tulisan yang anggun heheh
BalasHapusKalo di review gini, jadi penasaran dong dengan bukunya.
Waduh, aamiin. Dari penasaran berujung "nyaman," eh hehehe
HapusLengkap banget...
BalasHapusKayaknya bunda cukup baca review mbak Ulfah aja deh heheheh
Alhamdulillaah...
HapusHoalah, bunda bisa aja ^^
Dari review ini, aku tahu buku ini keren banget.
BalasHapusAlhamdulillaah... ilmu Allah luar biasa ya Kak ♡
Hapus