Cara untuk mengembalikan fokus terkadang muncul ke permukaan saat perasaan sedang tidak stabil. Alasan ketidakstabilan ini tak jarang karena ekspektasi yang terbentur realita. Sejalan dengan ini, banyak orang mencari-cari pula bagaimana cara melatih fokus, apakah kamu termasuk?
Partners, untuk menjawab yang barusan kuunggah kembali tulisannku di tahun 2019 di platform Facebook yang tentu kumodifikasi di beberapa titik. Penasaran? Hehe tenang, kusajikan saat ini juga.
Oh ya, sebelum masuk ke cara mengembalikan fokus aku mau cerita beberapa quotes yang hadir saat ekspektasi terbentur realita dan efek dari realitas itu sendiri.
Quotes Saat Ekspektasi Terbentur Realita
1. Kau dan aku punya sekat dalam nyata. Betapa aku tak melihat gurat keingintahahuan dirimu, pun keingininan tuk bersamaku lebih lama
2. Aku kecewa pada harap yang kutanam sendiri. Kudengar jelas bahwa kamu bukanlah insa yang sedang sendiri dalam kasus romansa.
3. Baiklah, akan kuluruskan persepsiku. Ya, kita hanya sebatas lawan bicara yang beragi sepenggal kisah tanpa berniat mengisi sebait kasih.
4. Terima kasih untuk pembelajaran ini. Aku semakin tahu tentang kedewasaan dalam menyikapi sejumput pecakapan maya yang bergerak cepat.
5. Aku mengerti bahwa hal terdalam tak bisa hanya dinilai dari pernah atau tidak pernahnya jantung berdegup kencang.
6. Selamat siang kamu, teman bicara yang kutitip harap diam-diam.
7. Biarkan aku pulang ke tempatku. Zona berbahaya itu tak lagi dapat kusinggahi.
8. Hai, selamat malam. Apa kabar malammu saat ini? Ingin rasanya ada di benakmu, mengisi ruang VIP di hatimu.
9. Kamu teramat menyenangkan. Aku bukan tak mau bercengkerama denganmu tiap saat. Hanya saja, aku sedang menjaga ritme kita. Tak mau pola yang lalu mengelabuiku. Tak ingin kau dan aku bertemu hanya karena kekosongan waktu. Aku tak mau kamu menjadi korban gabutku!
10. Aku menyadari satu hal, bahwa kita bukanlah keterburu-buruan, kita bukanlah pemanis yang disajikan tiap saat hingga rasa manisnya hilang.
11. Sudah cukup sikap manismu buatku jatuh. Kini aku ingin melihatmu bangkit dengan dayamu. Dari kejauhan, biarkan aku memandangmu dari kejauhan.
12. Jika ada apa-apa, tolonglah berbagi kisah. Aku memang bukan orang yang selamanya stabil, tapi jika kamu butuh tempat dimana kamu hebat meski dengan lebam tubuhmu, inilah tempatnya.
13. Betapa hal canda itu terasa nyata, aku tak jelas menunjukkannya padamu untuk berdalih bahwa kita masih bisa saling mengenal lebih lama lagi.
14. Denganmu, ku tak sungkan mengembara pada kepingan demi kepingan cerita yang penuh tanda tanya.
15. Kuharap malammu menghangat. Biarkan di sini saja yang dingin. Biarkan aku melindungi diriku sendiri dari terpaan badai asmara yang berputar semakin lama semakin kencang.
Realitas, Si Perenggut Kestabilan
Ketika waktu terasa berjalan lambat, ketika keadaan menjadi semakin sesak, ketika gejolak emosi terus saja mencari celah berkuasa, bagaimana cara kita melepaskan diri dari jeratan ini? Ya, melepaskan diri, karena terus terang saja tumpukan tugas begitu setia menanti, tak peduli kita melupakannya berkali-kali.
Oke, yang pertama yang harus kita lakukan adalah mengembalikan fokus. Mengapa harus fokus? Lihat saja! jangankan keadaan, ketika kita mengambil sebuah fotopun eloknya fokuskan dulu pada objek tertentu bukan? Dengan begitu foto yang dihasilkan akan indah dipandang.
Baiklah, pertanyaan selanjutnya bagaimana mengembalikan fokus? Setiap orang mempunyai trik yang berbeda untuk menghadirkan si Fokus ini. Namun aku mencoba merangkumnya dengan 5 poin.
5 Cara Mengembalikan Fokus
1. Tarik dirimu dari keramaian.
Ya, kutahu kita adalah makhluk sosial, makluk yang senantiasa berinteraksi, aku mengerti itu. Namun, sadarkah kita? adakalanya jiwa ini, diri ini, sesekali butuh menyepi. Bukan untuk berhenti menjalani hidup, tapi beristirahat, mengavaluasi, serta menyusun kembali strategi untuk melangkah selepas ini.
Mengambil jeda di waktu yang tepat nyatanya bisa menjadi malaikat penolong di hidup kita lho. Ambil nafas panjang dan ciptakan suasana tenang. Sebab, ketenangan menjalani keseharian merupakan hal yang teramat mewah.
2. Bersama-samalah dengan mereka yang mampu menguatkan
Entah menguatkanmu dengan nasihatnya, atau menguatkanmu dengan kehadirannya.
3. Ubah cara pandangmu
Pernah mendengar ungkapan "You Can If You Think You Can" kamu bisa jika kamu berfikir kamu bisa. Ungkapan ini sangat tepat menggambarkan bagaimana pikiran kita berpengaruh besar pada hal yang kita lakukan dan rasakan. Coba saja katakan pada dirimu! "aku tak bisa melewati ini! Ini begitu sulit untukku!" Bandingkan dengan kalimat "Ya, ini memang cukup rumit, tapi sepertinya aku hanya belum terbiasa mengahadapi hal ini!"
Bagaimana?! Akankah kita membunuh diri kita dengan kalimat negatif? atau memupuk jiwa ini dengan afirmasi positif?
4. Pahami Sesuatu
5. Serahkan diri kita pada sang Pencipta
Ya, semua poin sebelumnya dapat terpatahkan dengan ini. Karena pada hakikatnya menghadirkan titik terendah, titik stabil, dan titik tertinggi adalah Pencipta diri ini. Ingat, inilah romantika kehidupan, mau tidak mau rasa pahit dan manis memang senantiasa berbaris.
Partners, itulah sedikit perjalananku saat tak stabil dan bagaimana aku menghadapinya dengan 5 cara mengembalikan fokus. Tentu ini menurutku, kalo menurut kamu?
Terima kasih dan sampai jumpa lagi!
Hal tersulit saat lagi gagap fokus itu memahami. Terlebih memahami yang diluar logika sekaligus rasa ahaha.. Yosshh, jaga semangat Kak Ulfah :D
BalasHapusTitik terendah, titik stabil dan titik tertinggi adalah Pencipat diri..
BalasHapusSuka kata2nya.
Semangat ya mbak.. semoga bisa melaluinya dengan baik