Kemarin, sempat gempar tayangan berjudul "Layangan Putus." Banyak yang tak sadar bahwa talinya juga ikut putus, bahwa ada dua sisi yang perlu dilihat dan diamati.
Jika layangan itu pergi menjauh, terbang tinggi lalu jatuh, atau terbawa angin, terombang-ambing lalu bergeming, bagaimana dengan talinya? Banyak tali yang masih tergenggam walau layangan sudah berpaling meninggalkan.
Ingatkah kamu? Tali dan layangan lama menyatu. Di tengah angin di angkasa mereka menari-nari berdua.
Berdua tapi semua mata tertuju padanya. Sebab, mereka jelmaan gemintang yang punya misi saling mengisi. Maka tak heran, penduduk semesta ikut penuh dengan gerakkannya.
Namun, lupakanlah. Hm, tidak, tidak, berhentilah mengagungkannya. Setelah ikatannya terputus mereka berjalan masing-masing. Sapa menyapapun terdengar asing.
Ya, sisa rasa memang bersemayam di dalam dada, tapi saling menunjukkan sudah tak lagi relevan. Katanya, ada pisau dilempar untuk membelah, lebih dari memotong apa yang seharusnya.
Walau hati, pikiran, dan langkah untuk masa depan seirama, mereka harus puas dan menerima bahwa faktor x yang mereka bela jadi bangunan tinggi tanpa tangga, pintu, apalagi jendela.
Dengan itu, tali yang putus berbisik,
"Hati-hatilah memasuki ruang bernama. Di sana sangat panas lagi ganas, pakailah pelindung anti segala."
Ada kalanya aku justru lebih menikmati layangan yang putus dari talinya. Tidak lagi ditarik dan diulur, layangan itu akhirnya bebas terbang ke mana angin membawanya. Pun pada tali, layangan itu tak akan lagi bersua. Bukan lagi asing, lebih tepatnya lupa.
BalasHapusKarena layangan itu sudah terlalu asyik menikmati indahnya awan yang selama ini tak benar-benar dinikmatinya. Bagaimana bisa menikmati, kalau sedang enak-enaknya geleng ke kiri ke kanan, eh udah ditarik lagi...
Hm, tarik-menarik bisa jadi seni, tarik-menarik juga bisa menghabisi. Tergantung pada siapa atau pada apa.
HapusKemungkinan layangan yang terikat dengan tali ada 2. Perasaan yang terbimbing, dan terarahkan, atau yang kedua, perasaan terkekang, terpenjara, dan berharap terputus dari talinya
BalasHapusTepat sekali!
HapusSebagai salah satu layangan, aku tak pernah terbang seorang diri. Selalu bergandeng tangan dengan tali yang sejauh ini selalu setia menemani. Saat layangan terpuruk, menyusup hingga kembali ke bumi, tali pula yang akan menerbangkan setinggi awan. Layangan dan tali adalah satu kesatuan laksana laut dan pantai...
BalasHapusYang jadi pertanyaan, masihkah tali yang sama yang memperkuat ia?
HapusLayangan dan tali adalah sepasang yg bila mana keduany trhubung dn lingkungan mndukung u/ terbang, maka akan terbang tinggi dn indah...jika aspek² keselerasan dn keadaan tak mndukung akan phtus jadinya...
BalasHapusHukum alam, seleksi alam, begitu kata orang
HapusBisa saja layangan yg putus terlepas dr talinya merasa bebas. Tanpa harus terikat tali yg bisa saja menghambat tinggi terbangnya.
BalasHapusKita bebas menerka meski kebenaran rasa hanya mereka dan Tuhan yang tahu~
HapusMbaak, aku gak tahu harus komentar apa. Cuma mau ngasih dukungan aja, semangat yaa mbak. Semoga selalu tekun berkreasi dan berkarya!!
BalasHapusHehe, siap, makasih banyak mbak. Semangat kembali~
Hapusmungkinkah layangan dapat terbang tanpa tali yang mengikat? DIA dengan mudahnya bisa mengutus angin membawa terbang layangan tanpa tali, membawa kemanapun yang layangan inginkan. nothing imposible...
BalasHapusYes! Bisa saja walau risiko celaka jauh lebih besar
HapusIntinya harus saling mengerti dgn cara berkomunikasi, ketika layangan ingin terbang tinggi maka tali siap mengulur lebih panjang. Bukan justru menarik terlalu kencang sehingga putus dan terpisah begitu saja
BalasHapusBagaimana dengan pisau yang menjadi pihak ketiga? Atau printilan hal yang mereka bela membuat sekat begitu kuat?
HapusLayangan dan tali memang lamam bersama. Seiring bertambahnya waktu, angin pun tidak dapat diprediksi. Tapi layangan yang kuat mampu menarik tali nya dengan baik. Sehingga tetap terbang beriringan tanpa melepaskan dan di lepaskan.
BalasHapusBenar sekali, sebab di hati kecil mereka walau jauh nya raga, bersama-sama ke mana-mana begitu didamba, kembali.
HapusKarena baca ini, aku baru sadar makna "layangan putus". Aku ngga ingin terjebak dalam pemikiran "siapa yg lebih terlihat dan yg lebih penting". Kalau ingin main layangan, ya, layangan dan benangnya harus menyatu dan saling mendukung. That's it.
BalasHapusIdealnya begitu~
HapusEh iya jadi keinget lagi sama Layangan Putus yg viral dulu itu. Rasanya cuma bisa hmmm aja kalau inget kisah itu.
BalasHapusSama, Mbak. Bukan kalangan penonton seriesnya tapi kalangan penonton respon warganetnya, hehe.
HapusKadang kita suka layangan utuh, apalagi saat seru-serunya dibuat kompetisi. Layangan memberikan banyak pelajaran, sepanjang apapun tali, maka akan putus. Sebagus apapun layang, akan hilang terbawa angin.
BalasHapusBahwa hidup tidak selamanya indah, hidup tidak selamanya panjang. Ada batas pada tali yang terpasang, batas itu usia.
Duh...lagi komen apa saya nih. :D
Hehe, komen yang berbau filosofi
Hapus