disuduthari header

Kompetisi atau Kolaborasi? Komunitas ODOP, Penyulut Api Literasi

1 komentar
review oprec obs 2024
Hai, Nak.

Literasi itu bukan soal bisa baca dan bisa menulis, tapi lebih dari itu. Literasi itu adalah cara kita memahami, menginterpretasi, berkreasi, berkomunikasi, berbagi informasi.

Bisa baca dan bisa menulis itu ada di dalamnya. Singkatnya, literasi itu adalah kunci buat kita memahami banyak hal.


- Reda Gaudiamo, Seniman, Berkreasi dengan Musikalisasi Puisi

Aku rindu aku yang dulu, kadang. Aku candu komunitas ODOP, di sinilah kusekarang.

Komunitas ini hangat tubuhnya. Ia merangkul apapun yang ada di dadanya.
Yang matang dibuat terbang, yang mentah dibuat terarah, yang stagnan, dibuat maju pelan.
Lebih dari kata terima kasih kuhaturkan pada semua tim ODOP, yang masih mempertahankan kelas-kelasnya, yang cocok buat penyuka kompetisi, masih juga cocok buat penggait kolaborasi, tak terkecuali pegiat literasi bangsa Indonesia tercinta ini.

DESCLAIMER : Tulisan ini akan lebih banyak sisi originalnya-sisi personalnya, melucuti segala atribut citra di media sosial.

komunitas odop

All About Komunitas ODOP, Semua Dimanjakan!


1. Penyuka Kompetisi

Bersiaplah memakai sabuk pengaman, komunitas literasi yang satu ini membuat jiwa kompetisimu meronta-meronta!

Bayangkan saja, sistem yang dipakainya ala-ala militer. Kedisiplinan nomor satu, deadline rules utama.

Apa itu waktu luang?

Dari mulai open recrutment ODOP hingga open recrutment kelas di dalamnya, konsisten dibuat sedemikian rupa biar rebahan tanpa memperjuangkan nilai terhapuskan.

ODOPers tentu tahu, untuk sampai menjadi anggota ODOP dan alumni kelasnya perlu melalui momen berdarah, tapi indah saat ingat. Kalau kata Mbak Monica,
Siap. 🔥 Oprec ini hanya untuk dikenang, bukan diulang. Jadi harus berjuang sampai finish.

Jiwa kompetisi muncul karena di sana ada barisan angka. Siapa yang posting duluan, siapa yang mendapat respon paling baik, siapa yang tulisan dan gaya menulisnya ciamik.

Aku rindu aku yang dulu, kadang.

2. Penggait Kolaborasi

Kalau kata Bang Radit, udah nggak jaman lagi kompetisi ini eranya kolaborasi.

Setuju atau tidak?
Aku sih, fifty fifty ya,
...kadang hasrat selembut angin yang menjatuhkan daun, kadang hasrat sepanas magma yang melelehkan apa saja yang dilaluinya.
Buat yang lebih terfokus pada peluang kerja sama, dan bagaimana semangat belajar dari keingintahuan alamiah, inilah tempat yang ramah.
Kalau kata Buya Hamka,
"Kita ini memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari...."

Hm, aku semakin rindu aku yang dulu, tapi kadang.

3. Penyulut Api Literasi

Nyala api literasi sebetulnya ada di mana-mana, tapi tak semua berbasis media dan digitalisasi.

Makanya, dahaga makna literasi yang kucari terhapuskan dengan kata-kata pembuka di artikel ini. Sebuah untaian indah dari penggerak literasi di bidang musikalisasi puisi.

Pikirku, pantas saja aku langsung tertaut. Sebab dunia pertama yang kusentuh ialah kata-kata yang jauh dari lugas.
Kata-kata puitis yang manis. Kata-kata sendu yang layu. Kata-kata bermuatan api yang menjadi-menjadi.
Emosi tumpah ruah, melucuti seluruh atribut dan label dari manusia lain. Yang ada hanya pertemuan aku dan diriku, dan duniaku.

Seperti isi ekspresi album Nadin Amizah "Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya."

Akan tetapi, kusadari, website bisa memuat seluruh sisi diri. Artikel soal puisi juga punya posisi. Mengoptimalkan potensi, itu yang kusoroti.
Bersama OBS, tali ketidaktahuan yang mengungkung perlahan putus. Utak-atik tampilan, pemafaatan data, dan riset kata kunci poin yang paling kutanggapi serius.
Tapi, masih kurindu, aku yang dulu, kadang.

Kelas OBS (ODOP Blogger Squad) - Komunitas ODOP

OBS mengisi ruang tertentu dalam bilik memoriku. Lebih dari nostalgia, aku ingin menyelesaikannya kali ini.

Kau tahu? Aku bulan kemarin sempat menangkap bahwa,
Kadang, kita harus melepaskan sesuatu, untuk mempertahankan sesuatu. - @disuduthari

Aku lupa, sekarang ini masa luang tidak seluas dulu sebelum menjadi istri dan ibu. Intinya, manajemen waktu perlu semapan itu, untuk mengikuti kelas-kelas dan event yang berbarengan.

Saat menggenggam terlalu banyak dan ingin menang di semuanya. Dengan berat hati, satu per satu terlepas dari genggaman.

Sakit, tapi itu risiko dan konsekuensi, juga pembelajaran diri. Bahwa, untuk seseorang yang baru merapikan lagi langkahnya di dunia literasi, perlu melihat kanan-kiri.

Sedikit saja lalai. Auto tersungkur dan bye....

Intinya, aku memohon maaf kepada tiap pihak yang melihat namaku lalu menghapus namaku dengan cepat. *Maaf menambahkan kerjaan, huhu ~.~

Yakinku, kita bisa bertemu lagi di situasi dan kesiapan yang lebih.
Karena kesamaan akan yang digemari, selalu jadi jembatan yang menarik hati. - disuduthari.com

Seperti blogging, seperti ngeblog, bareng ODOP Blogger Squad.

Namun sungguh, aku masih rindu aku yang dulu, kadang.


one step closer oprec obs 2024

Mau Ngapain, Setelah Lulus Oprec OBS 2024?

Dalam sebuah perbincangan di media, salah satu putri Gus Dur menyampaikan pesan yang tertancap dalam jiwa. Kata Gus Dur, (yang intinya),
Jangan berpikiran mau jadi apa dalam hidup, tapi berpikirlah mau ngapain aja selama hidup?

Nafas panjang tiba-tiba datang, diikuti bayang-bayang tak terbendung,

"Mau ngapain setelah ini?"

Ini jadi bahan renungan, kontemplasi-refleksi tersendiri nantinya. Tapi apapun itu, kesan mendalam tentang OBS izin kuguar.

Kesan paling mendalam saat ikut oprec OBS ialah geliat mempesona dari upaya mendidik blogger dengan kejujuran.
Yang benar dikatakan benar, yang keliru dikatakan keliru, yang bagus diapresiasi, yang belum menyala, dibawakan cahaya.

Untuk pesan, satu yang kuingin ada di oprec OBS ialah :
Ada sesi saling berkenalan secara backgroud. Semisal value utama dalam hidup Blogger itu apa, sehingga drive dari tulisannya selalu kembali ke sana lagi dan lagi.

Untuk tambahan inspirasi saja, tapi disampaikan oleh orangnya langsung, bukan kita yang ngestalking seseorang, tapi dikasih syarat harus jujur dalam menyampaikan, hehe.


Okay, meski kadang aku rindu aku yang dulu, tapi aku yang sekarang lebih kuutamakan.

Karena aku yang dulu ada di dalam~

R. Maria Ulfah di sini, masih tertatih mengelola blog disuduthari. Hal baik akan tetap kuingat, yuk lanjut menebar manfaat!

Terakhir, buat semua yang lagi cari komunitas literasi yang berbasis multi-media, coba aja kepoin komunitas ODOP. Banyak reviewnya, tapi tak ada yang mengalahkan sensasi merasakan sendiri!

Salam berseri, sampai jumpa disuduthari~
R. Maria Ulfah
Perempuan INFJ yang lekat dengan literasi, pengembangan diri, & hati. Tengok saja #diksidisuduthari on Instagram! :D

Related Posts

1 komentar

  1. Meski iadang aku rindu aku yang dulu, tapi aku yang sekarang lebih kuutamakan----senang sekali saya dengan kalimat ini. Ya, pada hakekatnya hidup harus terus berjalan. Senang saya dengan tulisannya , ngalir gitu saja.

    BalasHapus

Posting Komentar