disuduthari header

5+ Sajak Ulang Tahun Kelahiran – Momen Berkabar, Momen Berkibar!

Posting Komentar

Sebuah rekleksi kecil di momen besar. Hari lahir bak ruang berkabar.

Mari saling menelisik lewat sajak ulang tahun kelahiran yang diguar. Beritahu padaku,

ada apa denganmu di balik sukar?

5+ Sajak Ulang Tahun Kelahiran - Hari Lahirmu Hari Spesialku

1. Bak Mengemis Kasih Sayang (Ultah Ke-19)

by : @r_maria_ulfah X @diksidisuduthari

"HBD", "WYATB", "Selamat ulang tahun", "Happy Birthday", "Barakallaah fii umrik", "Panjang umur...", "Doa terbaik untukmu", "Kamu yang berdoa aku aamiinkan", dan sejenisnya, merupakan menu sederhana yang tersaji di hari yang begitu langka.

Kamu mungkin menemukan kalimat itu berseliweran di media sosial, di status-status teman, atau di sela obrolan.

Sebagian orang terkesan dan senang dengan kata-kata tadi, namun sebagian lainnya menganggap kata-kata ini minim arti.

Apakah kamu tergolong senang? Atau itu hanya sekedar meramaikan?

Tak ada yang salah...
Semua orang berhak memaknainya apa, termasuk kamu.

Tahukah kita? Di hari yang sakral ini, kulihat mayoritas manusia malah berharap dibuat senang oleh orang lain. Malah lebih fokus pada apa yang akan mereka dapat, daripada apa yang mereka beri dan perbaiki.
Lebih lanjut, orang-orang ini bak mengemis kasih sayang. Ia uring-uringan saat tak ada yang memberinya ucapan, ia tak karuan saat tak ada yang memberinya perhatian, ia begitu tertekan saat tak ada yang memberinya hadiah spesial nan penuh kejutan.
Kupercaya, kita bukan bagian dari mereka.

'Ulang tahun' adalah saat angka yang ada ditambah satu. 'Ulang tahun' hakikatnya mendekatkan kita pada batas waktu.

Bagimu yang sedang berulang tahun hari ini....

Kuucapkan selamat mengisi hari-hari.

Bahagiamu ada di pundakmu. Kami di dunia ini hanya sedikit membantu.

Ada banyak hal menunggumu di depan. Ada banyak hal yang perlu kamu jamah di perjalanan. Kuharap, kamu siap menghapinya dengan segala kelebihan dan kekuranganmu.

Manusia tak ada yang sempurna. Kesalahan dan kegagalan di masa lalu, bukanlah nilai permanen atas dirimu. Semuanya masih terbuka lebar. Peluang demi peluang perlulalah diperhatikan.

Lihatlah ke cermin!

Lihatlah raga yang selama bertahun-tahun ini menemanimu di waktu yang terus bergulir.

Ucapkan terimakasih pada dirimu sendiri...

Ia berhak kamu beri apresiasi.

Hari ini dan kemarin, sekilas tak terlalu beda. Namun di titik ini, entah kamu orang yang merayakan ulang tahun atau bukan, entah kamu yang mendukung atau mengekang, introspeksi dan refleksi diri sangat dinjurkan.

Tak ada yang lebih membahagiakan saat kita tahu kita ada dimana dan sedang menuju apa. Lalu, semua perhelatan akbar tentang perasaan yang menghampiri, kiranya bukan masalah yang besar lagi.

Terakhir, tersenyumlah...

Biarkan dirimu yang positif mengambil kendali selepas ini.

2. Mencharge Kembali Batrai Kepercayaan diri (Ultah Ke-20)

by : @r_maria_ulfah X @diksidisuduthari

Dear My Self...

Terima kasih sudah menemani di moment ini. Deru nafas masih menghias, kau tahu? tangis haru kian berbekas.

Kau adalah aku. Namun kiranya ada bagian dari dirimu yang belum sepenuhnya melekat padaku. Pada tingkah lakuku.
Terima kasih sudah mengingatkan akan makna dari perayaan yang banyak diagung-agungkan. Kusadari, tak sepenuhnya mereka yang merayakan menginginkan hal berlebihan.

Justru, ada sebagian di antaranya yang sedang berjuang mencharge kembali batrai kepercayaan dirinya, mengisi ulang stok rasa berharganya.
Kamu... aku... tak peduli apa yang waktu bisikkan pada kita. Tentang angka yang bertambah dan kapasitas usia yang berkurang. Tentang biru yang berlalu-lalang dan diri yang sedang berperang.

Ah, tahun ini tak begitu menyenangkan ya? Tapi, bukan berarti tak ada yang membuat senang. Alhamdulillah kita sudah menjalani angka 19 ini.

Berat yaa meninggalkan angka belasan? Tentu jika boleh, mari kita hentikan perguliran angka yang menjadi perhatian banyak orang.

Memasuki angka 20, tanggung jawab baru menyambangi. Berkali-kali air mata itu terurai, berderai kehilangan kendali di beberapa situasi. Masih terombang-ambing, masih tenggelam dan menelan air.

Perlahan tapi pasti, cobalah kepakan tangan. Nikmati butiran air yang melambai. Kita hanya perlu tenang dan berpikir dengan matang, jalan keluar berteriak memberi tali ke tepian.

Kau hebat! Kau sudah tersenyum sembari menulis ini. Tak ada yang lebih indah dari aura positif ilahiyyah. Jangan lupa kita sedang ada di mana dan untuk apa.

Mari mulai berkreasi, beraksi, dan berkarya. Kau pembelajar, tak apa jika masih ada coretan kecil di pinggiran.

Hmmm, sekarang lihatlah! To do list, tugas-tugas mengantri di barisannya. Ada yang berhasil mencapai finish, ada yang masih miss.

Hehe, tak apa... jadikan pembelajaran untuk ke depan. Hal keliru dari pola yang keliru. Mari merajut ulang dengan pola yang baru.

Masih ingat kata-kata darinya?

Iyaa, pengembangan diri bukanlah berbicara satu kali atau pernah, melainkan terus menerus atau berkelanjutan. Tiada akhir selama dunia masih kita bijak dengan normal.

Maria Ulfah, tegaplah! Berhenti menyesali pilihan di masa lalu yang membuatmu kecewa. Ketentuan Tuhan lebih utama.

Hal yang kamu tak suka bisa jadi ia yang paling kamu syukuri.

Lihatlah jaket coklat yang beberapa tahun lalu ingin kamu tukarkan saja. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi andalan.

Siapa yang tahu akhirnya akan seperti apa? Lakukan saja tugas kita, selaku hamba. Tetap lakukan yang terbaik penuh cinta dan tetap berada di koridor-Nya.

Fighthing!

3. Dua Puluh Lima, Nirmala, dan Ambang Keduniawian
 (Ultah Ke-23)

by : @r_maria_ulfah X @diksidisuduthari

Angka dua puluh lima di bulan maret kembali menyapa. Kali ini nuansanya agak berbeda.

Di tahun-tahun yang pernah ada, sensasi sumringah dan deg-degan hilir-mudik sambil mengedipkan mata, kali ini semuanya terasa normal bahkan hening di tengah siang.

Aku merasa bukan lagi saatnya digulung euforia, bukan lagi saatnya dipeluk mesra, justru memasuki angka 20-an ini saat-saat paling krusial dalam hidup.

Ada kehidupan yang perlu serius ditata, ada titik tuju dengan jubah nirmala.

Bagi pejuang duniawi, 20-an tahun adalah fase paling produktif bagi seseorang. Motivator berbagi masa ini perbanyaklah menekuni dan mencoba segala bidang.
Sementara bagi insan yang sudah melewati ambang keduniawian, tak ada artinya hitungan angka, yang paling penting seberapa sehat ruhnya.
Aku bercermin, sudahkah diri melakukan tugasnya sejauh ini? Hal mana yang perlu ditingkatkan, hal mana yang perlu difokuskan.

Kau tahu? Di balik kenyamanan ini, ada sesuatu yang meletup-letup di dalamnya. Suatu kekhawatiran akankah diri bisa bermanfaat untuk sekitar?

Mungkin, itulah yang dinamakan berpikir berlebihan. Sebab, titik start nyatanya tidak perlu yang jauh, mulailah bermanfaat-berguna untuk diri sendiri dulu, lalu meluas, lalu meluas, lalu meluas.

Oh ya, alhamdulillah, terima masih Tuhan, Allah SWT, atas segala peran yang ditempelkan padaku.

Terima kasih juga telah menempatkanku di tengah orang baik yang peduli akan arah kehidupan ini sebenarnya.

Bagaimana pun juga, muda dan tua hanyalah label manusia. Di manapun kita, yang paling penting bermimpi yang terbaik, berencana yang terbaik, berjuang yang terbaik.

Ingat, perjuangan ada yang jalurnya dzohir, ada yang jalurnya batin. Yang balance, ya, di dua sisi ini.

Luv, Eneng Ulfah baik. Luv, Maria Ulfah kini. Luv, ultraulfa dengan visi dan value yang terus diusahakan.

Bermudah-mudahlah~

(Dibuat 24 Maret 2024, untuk dibaca ulang di 25 Maret 2024)


4. Hatimu Secerah Buah Tropis (SWEET 17)

by : @r_maria_ulfah X @diksidisuduthari

Teruntuk, yang kemarin konsultasi soal ambil foto KTP

Menapaklah di bumi
Kita tak hidup dalam ekspektasi
Angka 17 ini
Unggah sisi lain diri
Selamat datang, Gadis!
Jaga senyum manis
Hari-hari bertambah sadis
Hatimu secerah buah tropis
Kenali dan rangkul ia
Angkat kepala dan tertawa
Haha.

15.10.2006-15.10.2023
edmill___


5. Fakta yang Bukan Lagi Bocah (Ultah Ke-18)

by : @r_maria_ulfah X @diksidisuduthari

Teruntuk, yang baru menginjak dewasa muda

Lumayan, ya?
Dunia nyata, dunia kerja, milik siapa?

Tak pernah diajarkan di sekolah
Cara menghidupi diri
Tak pernah diajarkan di sekolah
Utuhnya merengkuh solusi
Apakah diri sudah matang?
Apakah diri siap berjuang?
Memaksa mempercepat langkah
Fakta yang bukan lagi bocah
Angka 18 siap disematkan
Tanggung jawab dialih-tangan
Namun, tangan ini masih gemetar
Bersediakah meramu sukar?

Penopang hilang seimbang
Kursi khusus tak bisa dirancang
Sisa terompah di samping ranjang
Sudikah membuka lapis cangkang?

Tak mengapa meringis, serasa habis
Tak mengapa teriak, serasa sesak
Rasa tak enak patut dicoba
Kau masih muda, lakukansesuatu yang kau suka

Boleh, ya?

Sukabumi, 15 Oktober 2024

6. Berlomba-lomba menyunting persembahan istimewa (Hari Lahir Abana)

by : @r_maria_ulfah X @diksidisuduthari

It's day~ 🎂

Di tanggal ini
orang-orang yang tersentuh
hatinya
berlomba-lomba
menyunting
yang sekiranya ia suka
dengan segenap planning
dan eksekusi
yang disesuaikan situasi
dan kondisi

Sementara itu
ia dan batinnya
sangat
mungkin
asik berkontemplasi
menyusun puzzle-puzzle
teka-teki peristiwa
sepanjang tahun ini
merangkai problem solving
dan strategi menang lainnya

Semoga selamat
dan tetap
sehat
di lorong itu

Sukabumi, 7.7.2023

Akhir Kata Bukan Mantra

Meski segenap rasa tumpah ruah di muka. Tetap saja, akan ada sumbu memori yang tersisa yang tak terwakilkan lewat kata.

Sebagaimana satu ketika, kumenangkap tanya, sosok perempuan, pendamping Panutan Utama, dijaminkah masuk surga?

Seketika pusaran perasaan, pemikiran, dan keinginan meminta perhatian. Lewat sajak ulang tahun kelahiran, 

siapkah meramu sukar?

@r_maria_ulfah di sini, salam berseri, sampai jumpa, disuduthari~
R. Maria Ulfah
Perempuan INFJ yang lekat dengan literasi, pengembangan diri, & hati. Tengok saja #diksidisuduthari on Instagram! :D
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar